Tanpa Arah Kau Bukan Siapa-siapa

Malam ini sepi..
Tak banyak yang bergemiricik lagi
Lalu dengan gontai kau mulai berjalan lagi
Tak mampu kau tepati janji yang ludahkan
kemarin

Tertunduk malu...
Lalu menengadah memandam hitamnya langit
ujar sebuah raga dengan leburnya harapan
kau menangis
kau menyesal..

kemana aku selama ini
aku adalah bodoh yang tak pernah menyadari kebodohanku
sendiri

malam ini, sepi itu semakin menyiksa
entah setan mana yang terus menggelayutiku
aku masih sadar
kemarin, raga ini tegak..
tapi sekarang, bahkan membuka mata bukan sebuah pilihan bijak
kuhilangkan semua pagiku untuk arah yang tak pasti..
petang ini semakin malam dan Sang Waktu tak mau tolerir
maafkan aku pagi dan petangku

waktu takkan pernah berjanji untuk menunggumu"

Aku dan Mimpiku


Entahlah, apa ini keputusan yang tepat aku tak tau. yang kutau saat ini aku menjalani apa yang ada. Entah suka ata tidak. Awalnya ragu sampai akhirnya tetesan air mata ibu menguatkan aku. ya, aku harus bisa. sekalipun ini berat aku coba.
Awalnya kulambungkan mimpiku ke awan, setingi-tingginya. karena guruku bilang tak ada yang tak mungkin di dunia ini. terpilihlah satu. aku ingin jadi dokter. kupersiapkan ini dua tahun sebelumnya, karena aku sadar aku bukanlah anak yang pintar. dan dokter forensik adalah suatu tujuanku nantinya. seirinng waktu berjalan banyak pula alasan-alasan yang memotong arah cita-citaku. pertama, nilai-nilaku yang menyadarkan aku bahwa aku tak mampu, kemudian perekonomian orang tuaku yang tak memadai karena aku bukanlah anak tunggal yang harus dibiayai sendiri melinkan aku punya dua saudara dan mereka harus mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan. selain itu, banyak pula dokter yang menganggur. semakin meunrunkan niatku.
awal kelas 3 sma, karena beberapa alasan itu, minatku menjadi berubah kuputuskan untuk pertanian yang ada di bogor itu. tak kuutarakan itu kepada orang tuaku, kupendam sendiri. beberapa bulan berlalu.dan akhirnya sebuah kabar gembira sampai ke telingaku. aku masuk dalam kategori SNMPTN UNDANGAN. cukup senang mendengar hal itu. maka dari itu, aku mengutarakan niatku yang semula yakni pertanian kepada ayah dan ibuku. sungguh tak kusangka mereka menolaknya, sangat menolak dengan alasan yang tak pernah mereka beritahukan padaku. aku pun sedih bukan main. otakku dijungkir balikkan. bagaimana bisa aku mengisi kolom2 snmptn undangan itu bila ku tak suka aku tak minat. aku pikir sendiri. dalam waktu dua hari aku harus memutuskan apa yang akan mendi masa depanku.
kudiskusikan lagi kepada orang tuaku. mereka tau aku sangat berminat di kesehatan. jadi mereka mengusulkan untuk mengambil yang jurusan kesehatan. lalu aku ingat pada cita-citaku pertama kali, dokter. yang kubilang pada mereka aku ingin jadi dokter. mereka menghela napas saat aku mengutarakan hal itu.
hening lama,,, aku pun diam. hingga akhirnya tercetuslah kata bidan dan perawat. yang sebelumnya terlintas saja tak pernah di otakku. akhirnya dengan bekal doa kedua orang tuaku. kutuliskan dua juran itu di blangko snmptn undangan. sambil menunggu pengumuman itu hati dan otakku masih bekerja meyakinkan bahwa bidan atau perawat adalah tujuanku.
lalu aku ikut snmptn tulis, sama. kutuliskan jurusan yang sama dengan apa yang kutuliskan saat snmptn undangan. seminggu sebelum pelaksanaan, ujian tersebut pengumuman snmptn undangan telah keluar. aku TIDAK LOLOS. hal itu sangat menurunkan semangatku untuk lanjut ke kedua jurusan tersebut. tapi mereka,ayah dan ibu, terus menguatkan bahwa aku mampu aku bisa.
akhirnya kutetapkan hati bahwa aku bisa dan aku mampu menjadi seorang tenaga kesehatan.
aku ikuti snmptn tulis, kukerjakan soalnya dengan gugup yang luar biasa. ya aku bisa menyelesaikannya tak terlalu buruk untuk pengalaman pertama dan terakhir selama hidupku.
namun, selain snmptn tulis, ibu menyarankan aku untuk mengikuti tes di tempat lain yakni POLTEKKES. kuturi saja apa yang menjadi kehendak ibuku. sepulang dari tes di jember aku langsung berangkat ke malang untuk registras dan tes. saat tes pun, aku sudah tak terlalu gugup malah kukerjakan asal-asalan. dan menunggu pengumuman itu lama berasa satu tahun padahal hanya satu bulan.
pengumuman pertama keluar dari POLTEKKES, aku LOLOS dan diterima di DIII KEBIDANAN MALANG. tak kuhiraukan pengumuman itu aku masih menunggu SNMPTNku, dan ya aku lolos juga. tapi entah mengapa ayah dan ibuku justru tak merestuiku untuk mengambil jurusan yang melalui tes snmptn tulis itu. mereka merestui yang jurusan bidan. walaupun sempat kecewa, akhirnya kuturuti saja mau mereka. dengan rasa yang tak terlalu minat aku daftar ulang. kalian juga pasti tau apa yang membuatku tak minat. ya, DIII lah yang membuatku tak minat.
berangkat ospek pun tak nyaman bagiku. apalagi saat ospeknya, semakin gak krasan. memuakkan. seminggu itu perasaan ingin pulang dan marah menumpuk di kepalaku. akhirnya seminggu pun berlalu, aku pulang. aku marah pada ibuku. aku gak mau melanjutkan pendidikan ini. tapi ibu terus menguatkan aku. aku diberi kesempatan sampai semester satu. jika, aku tak mampu, aku boleh melakukan apa yang kumau. kuiyakan saja perkataan beliau.
waktu berjalan sangat cepat, tanpa kusadari aku mulai nyamn dengan jurusan ini. dengan apa yang kupelajari. dengan apa yang menjadi kajian olahan bidan di masyarakat. aku semakin merasa," ah tak apa tak jadi dokter, ini kan sama saja. malah mungkin lebih mulia karena bidan harusnya menyelamatkan dua nyawa". aku menikmati jurusan yang kutempuh saat ini. aku menyukainya.
dan aku berterimakasih pada ibuku karena beliau mampu menjadikan ku kuat untuk terus maju. dan aku akan terus menyelamatkan kaum sepertimu melalui jurusanku. aku akan membantu mereka melewati persalinnya. aku menghargaimu, ibu. I LOVE YOU MOM. restui aku sampai aku mampu membahagiakanmu. :*